Skip to main content

Single and Happy

 #30DaysWritingChallenge #Day6

Sendiri bukan berarti tak berarti,

Sendiri bukan berarti merasa sepi,

Sendiri bukan berarti tak ada yang menanti,

Sendiri bukan berarti bisa terus mengurung diri.

Menjadi sendiri adalah suatu anugerah dari setiap kesempatan yang ada di setiap waktunya, tanpa adanya tanggungjawab terhadap insan yang lainnya.

Menjadi sendiri dan terbiasa sendiri adalah saya, dan ya, saya bahagia.

Sering sekali pertanyaan ini muncul di benak saya, pertanyaan perihal apakah seseorang harus memiliki pasangan sebelum waktunya tiba? (re: sudah sah menikah) kalau tidak memiliki pasangan kenapa? Lalu dampaknya apa?

Ya, mungkin itu hanyalah sebuah prinsip hidup dari masing-masing orang, itu pilihan.

Saya sendiri dan saya bahagia, saya bisa melakukan apapun yang saya mau, bisa mengikuti kegiatan apapun yang saya gemari, saya bisa pergi kemanapun yang saya ingin tuju, saya bisa pergi dengan siapapun sesuai dengan tujuannya, dan bersyukur saya berada di lingkaran yang tidak melulu membicarakan soal laki-laki.

Bukan berarti kalian yang 'double' tidak bisa melakukan itu semua ya, semua pasti bisa, hanya saja minimal kalian harus menjaga perasaan yang lainnya.

Pun kalau kalian ingin sendiri, ya, tidak apa-apa, mungkin kalian juga belum menemukan manfaat secara benefit dari status 'double'.

Ya, balik lagi kepada setiap orang. Kalau boleh jujur, saya masih belum cukup siap untuk merasakan patah hati hahahaha. 

Jadi, untuk saat ini sendiri adalah pilihan yang tepat.

Comments

Popular posts from this blog

Pertemuan Riva dan Rifki

Gunung Merbabu dengan pemandangan Gunung Merapi, 2022 dokumen milik pribadi Pertemuan pertama terjadi saat di perjalanan menuju puncak Gunung Merbabu di waktu subuh. Kami adalah pendaki asing yang tidak mengenal satu sama lain, namun karena hati baiknya, kita bisa saling mengenal, bahkan hingga sekarang. Saat itu kondisi trek menuju puncak Gunung Merbabu cukup licin, karena habis diguyur hujan besar semalaman, dan aku berdua dengan sepupuku tertinggal teman yang lain. "Duluan aja, Mas, kita jalannya lama." "Gapapa, Mba, jalan aja, di belakang udah gak ada pendaki lagi soalnya, masih jauh jaraknya ke pendaki yang lain." Dan setelah aku tengok ke belakang, memang iya, saat itu tersisa kami bertiga, jarak kami jauh dengan pendaki yang di depan, juga pendaki yang di belakang kami. Lalu aku dan si Mas baik ini saling melempar pertanyaan basic ala pendaki yang bertemu di perjalanan.  "Ikut open trip tigadewa, Mas?" "Iya, Mba. Mbanya juga tigadewa?" ...

Me vs My Mind

Memutuskan untuk menjalani hubungan dengan seseorang, berarti juga harus siap dengan segala perubahan sekecil apapun di dalam kehidupan. Aku, yang baru memulai hubungan di umur 24 tahun, masih terus beradaptasi sampai di bulan kesembilan hubungan. Belajar beradaptasi dengan diri sendiri, juga pasangan. Rasanya? Yaa, ternyata cukup membutuhkan energi yang besar. Masih bertanya-tanya, kenapa ya orang lain sanggup untuk memulai hubungan dengan lawan jenis bahkan sejak dari bangku sekolah? Kenapa kok setelah mereka mengakhiri hubungan, mereka bisa dengan mudahnya memulai hubungan kembali dengan orang yang baru? Gimana prosesnya? Dan sesulit apa? Menurutku memutuskan untuk memulai suatu hubungan perlu dipikirkan dengan matang-matang, dan di usia yang matang pula. Setiap hubungan pasti ada dinamika tersendiri; naik-turunnya perasaan, masalah kecil yang muncul silih berganti, timbulnya perasaan 'si paling' dalam hubungan, kurangnya timbal balik, belajar mengerti satu sama lain, melati...

Couldn't Ask For a Better Person

Pertemuan pertama setelah pendakian Gunung Merbabu; Juni 2022 Kiranya sudah satu tahun hubungan ini mengalir dan berlalu bersama ribuan cerita baik yang berkesan hingga hari ini. Hubungan yang aku jalani bersama lelakiku yang baik hatinya dan bijak pikirannya.   Setelah bertemu kamu, narasi doa ku kepada Sang Pencipta menjadi berbeda. Bukan lagi aku yang secara rinci menyebutkan kriteria pasangan keinginanku satu persatu yang menuntut banyak hal di dalamnya. Doaku kali ini hanya satu; meminta untuk semakin diyakinkan tanpa ragu, bahwa aku akan memilih kamu menjadi pasangan hidupku, hingga akhir hayatku. -- Satu tahun yang cukup mudah dan juga lelah untuk kami yang baru pertama kali menjalani suatu hubungan. Memang tidak dipungkiri bahwa hubungan ini memiliki komunikasi yang baik. Aku bisa dengan santai bercerita apapun hingga membicarakan hal-hal yang membuat hatiku tidak nyaman karenanya, dan yang terpenting ia bisa mengatasi segala kekhawatiran yang ada di dalam pikiranku. Sering...