Skip to main content

Posts

Pertemuan Riva dan Rifki

Gunung Merbabu dengan pemandangan Gunung Merapi, 2022 dokumen milik pribadi Pertemuan pertama terjadi saat di perjalanan menuju puncak Gunung Merbabu di waktu subuh. Kami adalah pendaki asing yang tidak mengenal satu sama lain, namun karena hati baiknya, kita bisa saling mengenal, bahkan hingga sekarang. Saat itu kondisi trek menuju puncak Gunung Merbabu cukup licin, karena habis diguyur hujan besar semalaman, dan aku berdua dengan sepupuku tertinggal teman yang lain. "Duluan aja, Mas, kita jalannya lama." "Gapapa, Mba, jalan aja, di belakang udah gak ada pendaki lagi soalnya, masih jauh jaraknya ke pendaki yang lain." Dan setelah aku tengok ke belakang, memang iya, saat itu tersisa kami bertiga, jarak kami jauh dengan pendaki yang di depan, juga pendaki yang di belakang kami. Lalu aku dan si Mas baik ini saling melempar pertanyaan basic ala pendaki yang bertemu di perjalanan.  "Ikut open trip tigadewa, Mas?" "Iya, Mba. Mbanya juga tigadewa?" ...
Recent posts

Couldn't Ask For a Better Person

Pertemuan pertama setelah pendakian Gunung Merbabu; Juni 2022 Kiranya sudah satu tahun hubungan ini mengalir dan berlalu bersama ribuan cerita baik yang berkesan hingga hari ini. Hubungan yang aku jalani bersama lelakiku yang baik hatinya dan bijak pikirannya.   Setelah bertemu kamu, narasi doa ku kepada Sang Pencipta menjadi berbeda. Bukan lagi aku yang secara rinci menyebutkan kriteria pasangan keinginanku satu persatu yang menuntut banyak hal di dalamnya. Doaku kali ini hanya satu; meminta untuk semakin diyakinkan tanpa ragu, bahwa aku akan memilih kamu menjadi pasangan hidupku, hingga akhir hayatku. -- Satu tahun yang cukup mudah dan juga lelah untuk kami yang baru pertama kali menjalani suatu hubungan. Memang tidak dipungkiri bahwa hubungan ini memiliki komunikasi yang baik. Aku bisa dengan santai bercerita apapun hingga membicarakan hal-hal yang membuat hatiku tidak nyaman karenanya, dan yang terpenting ia bisa mengatasi segala kekhawatiran yang ada di dalam pikiranku. Sering...

Me vs My Mind

Memutuskan untuk menjalani hubungan dengan seseorang, berarti juga harus siap dengan segala perubahan sekecil apapun di dalam kehidupan. Aku, yang baru memulai hubungan di umur 24 tahun, masih terus beradaptasi sampai di bulan kesembilan hubungan. Belajar beradaptasi dengan diri sendiri, juga pasangan. Rasanya? Yaa, ternyata cukup membutuhkan energi yang besar. Masih bertanya-tanya, kenapa ya orang lain sanggup untuk memulai hubungan dengan lawan jenis bahkan sejak dari bangku sekolah? Kenapa kok setelah mereka mengakhiri hubungan, mereka bisa dengan mudahnya memulai hubungan kembali dengan orang yang baru? Gimana prosesnya? Dan sesulit apa? Menurutku memutuskan untuk memulai suatu hubungan perlu dipikirkan dengan matang-matang, dan di usia yang matang pula. Setiap hubungan pasti ada dinamika tersendiri; naik-turunnya perasaan, masalah kecil yang muncul silih berganti, timbulnya perasaan 'si paling' dalam hubungan, kurangnya timbal balik, belajar mengerti satu sama lain, melati...

Yang Perlu Diubah

Terkadang kita ngga sadar kalau hidup kita itu selalu dituntun oleh Sang Pencipta, dituntun untuk menentukan ke arah mana kita harus melangkah hingga akhirnya harus menepi. Sesederhana menemukan isi tulisan yang pas dengan suasana hati dan kondisi kita saat ini. Bicara soal silent treatment, gue adalah orang yang masih cukup sering melakukan hal buruk itu. Kalau boleh mengilas balik, faktor gue tumbuh seperti ini salah satunya karena orang tua, iya, orang tua gue terutama ayah adalah orang yang hobinya silent treatment kalau dia lagi kesal ataupun marah, bahkan sampai sekarang pun masih seperti itu. Alih-alih membangun komunikasi yang baik terhadap suatu hal yang bikin hati gak enak, ayah justru melakukan silent treatment. Ya tanpa sadar, gue pun tumbuh menjadi demikian. Gue sangat amat menyadari bahwa hal ini gak baik untuk dilestarikan, tentu ini akan merugikan orang-orang di sekitar kita. Sekilas yang gue baca, ada dua penyebab yang membuat seseorang melakukan silent treatment; yang...

Rangkong

25 September 2021 "Aku tuh kalo di instagram, selalu utamain buka story kamu loh, Va. Pokoknya selalu cari tuh yang foto profilnya gambar burung." ucap Kak Vira. "Ahahah iya, itu burung rangkong. Aku tuh suka banget tau Kak sama burung rangkong. Bahkan, aku mau punya suami yang kayak burung rangkong." jawab ku. "Burung rangkong tuh dari Indonesia?" "Iya, dari Kalimantan, Kak. Tau gak kenapa aku suka burung rangkong?" "Kenapa?" "Karena burung rangkong tuh setia. Burung rangkong itu monogami, hanya punya satu pasangan seumur hidupnya. Kalau salah satu dari pasangannya mati duluan, pasangan lainnya akan stres, nafsu makan dan semangat hidupnya menurun, sampai dia menyusul mati juga, Kak. Itu yang jadi alasan status burung rangkong saat ini kritis, dan satu langkah lagi menuju kepunahan. Burung rangkong jantan juga sosok yang sangat bertanggungjawab, kalau betina sedang mengerami telur dan mengurus anak-anaknya di sarang, burung rangko...

Perempuan...

 Minggu, 29 Agustus 2021 Melihat-lihat laman instagram seperti hari-hari biasanya, menyaksikan bagaimana teman-teman ku tumbuh dengan jalannya masing-masing. Disaat sedang melakukan aktivitas itu, akupun terhenti pada satu tulisan yang dirangkai oleh salah satu teman ku. Tulisan yang sangat aku amini, tulisan yang sangat aku setujui isinya, tulisan yang kiranya, aku merasa ini harus dibaca oleh banyak orang utamanya laki-laki, agar tidak melestarikan superioritas dan patriarkis yang mungkin masih banyak tertanam di dalam diri  segelintir laki-laki di luaran sana. Bukan, itu bukan tulisan yang bisa disetujui oleh banyak orang. Itu hanya gejolak yang timbul dari hati dan pikirkannya, kemudian dirangkai menjadi sebuah tulisan yang dibenarkan oleh segelintir orang, termasuk aku. Tulisan yang berisi tentang sudut pandangnya terhadap seorang perempuan. Bagaimana ia memandang, menilai, dan menghargai perempuan dengan sangat baik. Tidak menilai seorang perempuan sebagai objek serta m...

Awalan - Operasi Gigi Bungsu | Odontectomy

Assalamu'alaikum sobiquw! Kali ini mau cerita soal tindakan pencabutan gigi bungsu gue yang baru aja dilakukan 3 hari yang lalu di RS Hermina Galaxy Bekasi. Bermula dari awal bulan April, gue sakit kepala banget, ya gue kira kan emang karena asam lambung gue naik, tapi kok gak selesai-selesai sakitnya, semingguan lebih sakit kepala non-stop. Gue tuh sampe ditahap, setiap bangun tidur aja harus ada adegan nangis dulu saking sakitnya. Setelah gue cari tau lebih dalam, lhaa ini gara-gara gigi bungsu gue yang impaksi mulai tumbuh ke permukaan, tapi tetep tumbuhnya abnormal ya. Tumbuhnya bener-bener sedikit, dan nabrak gigi yang sebelahnya. Karena posisinya gigi bungsu gue tuh tumbuhnya tiduran dan ada di dalam gusi. Karena gak tahan sama sakit kepala ini, gue memutuskan untuk ke dokter gigi umum di puskesmas. Setelah diperiksa, langsung disuruh tindakan odontektomi (operasi kecil untuk mencabut gigi bungsu yang impaksi) di rumah sakit dengan dokter gigi spesialis bedah mulut. Gak bisa ...