Skip to main content

Jangan Iri, tapi Mensyukuri


Assalamu’alaikum! Wah udah lama banget rasanya gak ngeposting di blog ini. Sebenarnya banyak sih yang udah ditulis, cuma berujung memendam di draf aja. Ohia, Alhamdulillah hari ini memasuki hari puasa ke 11 di bulan ramadhan, jadi sekiranya saya mau sharing sesuatu yang mungkin bisa bermanfaat sekaligus bisa menjadi reminder buat saya dan teman-teman semua.

Jadi, tadi malam saya buka instagram dan melihat video dari Imam Muttaqin di @mammttqn, kebetulan beliau suka membagikan hal-hal yang insyaAllah bermanfaat dan bisa diambil ilmunya untuk kita belajar. Kali ini Imam membahas tentang rasa iri yang akan saya ulas ulang di sini.
***
Sebagai manusia, kalian pernah ngga sih iri sama teman, keluarga atau siapapun itu? Mungkin sering terbesit di hati kita seperti;

“ih kok mobil mereka lebih bagus ya daripada punya saya”
“kok rumah mereka lebih bagus ya daripada rumah saya”
“jabatan mereka kok lebih bagus ya daripada saya”
“kok mukanya si itu lebih cakep ya daripada saya” dan lain sebagainya yang seakan membuat kita tidak bersyukur atas rezeki yang telah Allah kasih kepada kita.

Nah, perasaan yang seperti ini tidak boleh terus menerus ditanamkan di hati kita karena ini adalah penyakit hati yang paling membahayakan dan pastinya juga tidak bagus. Jangan terus memupuk perasaan yang seperti itu ya, karena ketika kita sedang iri dengan orang lain, seakan-akan kita itu sedang menentang Allah.

Loh, kok menentang Allah? Iya benar menentang Allah.

Kenapa? Karena yang pertama, seakan-akan kita gak suka kalau Allah tuh lagi kasih kenikmatan kepada hamba-Nya yang lain. Yang kedua, seakan-akan kita marah atas pembagian rezeki.

Allah telah berfirman dalam Q.S Az-Zukhruf ayat 32;

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.


Mungkin banyak dari teman-teman yang udah tau dalil ini, tapi pada kenyataannya kita emang kurang bersyukur sama Allah. Nah, untuk yang mungkin baru tau dalilnya, mulai sekarang kita harus rajin-rajin bersyukur, oke?

Disaat kita sedang melihat orang lain lebih di atas kita, kita diam aja sambil berdoa agar Allah memberikan rezeki yang melimpah. Bisa jadi alasan Allah belum mengabulkan doa kita dengan memberikan rezeki lebih, takutnya malah membuat kita sombong, sombong yang kebangetan. Sekarang aja udah sombong, apalagi dikasih rezeki banyak, nah kan.. makanya banyak-banyak bersyukur dulu.

Ketika Allah memberi nikmat kepada orang lain lalu kemudian kita iri, selain itu menentang perbuatan Allah, kita juga turut serta dalam menjalankan visi misi iblis, kita bikin iblis senang karena kita memunculkan sikap iri tersebut. Sekarang juga banyak tuh jin berbentuk manusia; minal jinnati wannas, dimana manusia yang mulutnya masyaAllah tabarakallah. Kalau tiba-tiba muncul rasa iri, langsung aja tuh nyebut a’udzubillahiminassyaithonirrojim, terus si iblis langsung pada kabur deh.

Sebuah kesalahan ketika kita tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah, maka dari itu jangan menambah kesalahan kita dengan memiliki rasa iri terhadap manusia. Padahal Allah udah ngasih kita rezeki kesempatan dan kenikmatan yang banyak banget, tetapi kita selalu melihat ke atas, ke atas, dan ke atas, gak pernah melihat ke bawah.

Kita ini makhluk yang lemah dan sering kali protes sama kebijakan Allah. Orang iri adalah orang yang sering protes sama kebijakan Allah, seakan-akan Allah tuh gak adil. Padahal cukup pemerintah aja kebijakannya bisa kita protes, karena pemerintah sering gak adil sama rakyatnya sendiri :) yahahaha.

Semoga kamu, saya dan kita semua dijauhkan dari sikap-sikap iri seperti itu ya, semoga kita bisa menjadi hamba yang selalu bersyukur di setiap keadaan, dan semoga kita selalu ada dalam lindungan Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiin. Selamat berpuasa, semuanya!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pertemuan Riva dan Rifki

Gunung Merbabu dengan pemandangan Gunung Merapi, 2022 dokumen milik pribadi Pertemuan pertama terjadi saat di perjalanan menuju puncak Gunung Merbabu di waktu subuh. Kami adalah pendaki asing yang tidak mengenal satu sama lain, namun karena hati baiknya, kita bisa saling mengenal, bahkan hingga sekarang. Saat itu kondisi trek menuju puncak Gunung Merbabu cukup licin, karena habis diguyur hujan besar semalaman, dan aku berdua dengan sepupuku tertinggal teman yang lain. "Duluan aja, Mas, kita jalannya lama." "Gapapa, Mba, jalan aja, di belakang udah gak ada pendaki lagi soalnya, masih jauh jaraknya ke pendaki yang lain." Dan setelah aku tengok ke belakang, memang iya, saat itu tersisa kami bertiga, jarak kami jauh dengan pendaki yang di depan, juga pendaki yang di belakang kami. Lalu aku dan si Mas baik ini saling melempar pertanyaan basic ala pendaki yang bertemu di perjalanan.  "Ikut open trip tigadewa, Mas?" "Iya, Mba. Mbanya juga tigadewa?" ...

Me vs My Mind

Memutuskan untuk menjalani hubungan dengan seseorang, berarti juga harus siap dengan segala perubahan sekecil apapun di dalam kehidupan. Aku, yang baru memulai hubungan di umur 24 tahun, masih terus beradaptasi sampai di bulan kesembilan hubungan. Belajar beradaptasi dengan diri sendiri, juga pasangan. Rasanya? Yaa, ternyata cukup membutuhkan energi yang besar. Masih bertanya-tanya, kenapa ya orang lain sanggup untuk memulai hubungan dengan lawan jenis bahkan sejak dari bangku sekolah? Kenapa kok setelah mereka mengakhiri hubungan, mereka bisa dengan mudahnya memulai hubungan kembali dengan orang yang baru? Gimana prosesnya? Dan sesulit apa? Menurutku memutuskan untuk memulai suatu hubungan perlu dipikirkan dengan matang-matang, dan di usia yang matang pula. Setiap hubungan pasti ada dinamika tersendiri; naik-turunnya perasaan, masalah kecil yang muncul silih berganti, timbulnya perasaan 'si paling' dalam hubungan, kurangnya timbal balik, belajar mengerti satu sama lain, melati...

Couldn't Ask For a Better Person

Pertemuan pertama setelah pendakian Gunung Merbabu; Juni 2022 Kiranya sudah satu tahun hubungan ini mengalir dan berlalu bersama ribuan cerita baik yang berkesan hingga hari ini. Hubungan yang aku jalani bersama lelakiku yang baik hatinya dan bijak pikirannya.   Setelah bertemu kamu, narasi doa ku kepada Sang Pencipta menjadi berbeda. Bukan lagi aku yang secara rinci menyebutkan kriteria pasangan keinginanku satu persatu yang menuntut banyak hal di dalamnya. Doaku kali ini hanya satu; meminta untuk semakin diyakinkan tanpa ragu, bahwa aku akan memilih kamu menjadi pasangan hidupku, hingga akhir hayatku. -- Satu tahun yang cukup mudah dan juga lelah untuk kami yang baru pertama kali menjalani suatu hubungan. Memang tidak dipungkiri bahwa hubungan ini memiliki komunikasi yang baik. Aku bisa dengan santai bercerita apapun hingga membicarakan hal-hal yang membuat hatiku tidak nyaman karenanya, dan yang terpenting ia bisa mengatasi segala kekhawatiran yang ada di dalam pikiranku. Sering...