Skip to main content

Keringat Tanpa Batas

"Alone we can do so little, together we can do so much" 


*
Assalamualaikum! Wihihi gue pengen kasih tau ke kalian tentang 'team' yang super recet dan ngocol.

Ini dia nama-namanya; 
- Abel Anfasha (Abel)
- Aditya Fathi (Fathi)
- Lutfiyah Rifdah (Upi)
- Choirul Anwar (Arul)
- Qais Fikri (Qais)
- Wulan Hariningtyas (Wulan)
- Aldo Don Bosco (Bosco)
- Indah Lidya (Indah)
- Aldi Maulana Syati (Aldi)
- Tabitha Rudang (Tabitha)
- Muhammad Hafiz (Hapis)
- Razaky Wahyu (Oky)
- Winda Ratna Nirmala (Winda)
- Riva Aulia (Gue)

*****

Kita dipersatukan karena akan membuat suatu kenangan untuk seumur hidup, yang bernama year book alias buku tahunan sekolah atau sebut saja BTS.

Yak. We are BTS CREW! Horeeeey!!!

Foto waktu masih awal dan kulit masih belum terlalu belang

Dipersatukan untuk waktu yang cukup lama.

Dari mulai presentasi EO, memilih EO, izin ini-itu, dispen segala macem, rapat, nentuin tema perkelas (biar gak ada yang sama), nentuin studio (biar gak ada yang sama juga), mintain biodata, tagihin duit (everytime), foto guru, foto perkelas, foto angkatan, foto ekstrakulikuler, daaan yang terakhir foto panitia BTS ku tersayang. Eak.

Yang paling berasa adalah ketika foto angkatan di lapangan. Bekasi panasnya lagi songong banget asli. Ini yang bikin muka gue super belang.

Dari mulai bikin pola buat bikin bacaan 'ASIX'. Ngumpulin semua anak kelas 12 buat ke lapangan, ngebarisin biar rapih, panggilin para adek kelas 10 dan 11 buat ikut foto (karna kurang orang). Hahahaha sedih dah. 

(((Dan pada saat itu Upi dan Wulan pake helm karna panas)))

Alay lo bedua.

Selesai foto angkatan banyak korban berjatuhan gara-gara kepanasan lalu asmanya kambuh, pingsan, dan kelelahan.

Lalu pada sore harinya, kita, para panitia belum juga pulang karena masih harus foto ekskul.

Hm. Kalo ngomongin keadaan pas rapat, yang namanya adu mulut udah pasti ada, apalagi Bosco dan Qais. Pokoknya Upi lebih sering pasrah sama mereka. Trus Abel sama Fathi doyan bercanda, apalagi Hapis. Aldi juga suka bercanda. Arul kalo ngomong paling santai. Oky bisa serius sedikit, banget. Wulan suka ber-bego-bego-ria bareng Tabitha. Winda iya-iya aja. Indah suka digodain Hapis. Dan gue nahan ngantuk.

Inget banget pas rapat pertama, pokoknya pertama kali banget rapat. Si Bosco update snapchat dan kita said "Hi" trus kemudian pada ngomong;

"Eh udah-udah bego kita belom sukses gausah kayak gini dulu"
"Iya gausah nanti aja kalo udah sukses"
"Tau Co, udah"

Akhirnya udahan.

Trus kalo rapat di mushola, anak cowok suka pada mainin sarung sama mukena. Iya. Terserah.

Dan perasaan dongkol, kesel, dan bete sama pihak sekolah itu mah seringgg bangettt ya ga gaeeesssz??? Karna beda pendapat dan lain sebagainya. Sering ngedumel, ngegibah, ngomong biasa tapi ada unsur ngatain mah ada. Semoga diampunin dosa kalian semua.


*****

Pas puasa kemaren kita foto panitia di studio haaaaahhh akhirnyaaa foto bener jugaaak. Walaupun gak fullteam karena Indah ada agenda yang gak bisa ditinggal. Huhuhu gapapa Ndah, kita kan masih ada foto fullteam di lapangan. Yuhuuuu.

Awalnya kita cewek-cewek udah fix bertema pink dan yang cowok pake putih. Namun semua gagal karena H-1 mau foto si Qais mengagalkan itu semua. Akhirnya yaudah itu gak bertema dan casual seperti biasa. Tapi tapi tapi gue sama Wulan tetep pake pink heheheeuuuu (ketawa ala mamah dedeh)

Apaansi.

AAAANNDDDDD! These two with recet guys;

Boys Team

Girls Team

*****

Yes, different characters work well.

Intinya kita ber-empat belas-orang pernah berada disatu kelompok, yang dimana pasti ada aja yang beda pendapat.

Teruntuk Bu Anisa selaku pembina buku tahunan sekolah, kami ucapkan terima kasih karena telah menjembatani antara panitia dan pihak sekolah.

Dan untuk FRIEDHOF sebagai siswa dan siswi SMAN 17 Bekasi angkatan 6, Tararengkyu atas partisipasinya dan kekompakannya!

Wassalamualaikum!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pertemuan Riva dan Rifki

Gunung Merbabu dengan pemandangan Gunung Merapi, 2022 dokumen milik pribadi Pertemuan pertama terjadi saat di perjalanan menuju puncak Gunung Merbabu di waktu subuh. Kami adalah pendaki asing yang tidak mengenal satu sama lain, namun karena hati baiknya, kita bisa saling mengenal, bahkan hingga sekarang. Saat itu kondisi trek menuju puncak Gunung Merbabu cukup licin, karena habis diguyur hujan besar semalaman, dan aku berdua dengan sepupuku tertinggal teman yang lain. "Duluan aja, Mas, kita jalannya lama." "Gapapa, Mba, jalan aja, di belakang udah gak ada pendaki lagi soalnya, masih jauh jaraknya ke pendaki yang lain." Dan setelah aku tengok ke belakang, memang iya, saat itu tersisa kami bertiga, jarak kami jauh dengan pendaki yang di depan, juga pendaki yang di belakang kami. Lalu aku dan si Mas baik ini saling melempar pertanyaan basic ala pendaki yang bertemu di perjalanan.  "Ikut open trip tigadewa, Mas?" "Iya, Mba. Mbanya juga tigadewa?" ...

Me vs My Mind

Memutuskan untuk menjalani hubungan dengan seseorang, berarti juga harus siap dengan segala perubahan sekecil apapun di dalam kehidupan. Aku, yang baru memulai hubungan di umur 24 tahun, masih terus beradaptasi sampai di bulan kesembilan hubungan. Belajar beradaptasi dengan diri sendiri, juga pasangan. Rasanya? Yaa, ternyata cukup membutuhkan energi yang besar. Masih bertanya-tanya, kenapa ya orang lain sanggup untuk memulai hubungan dengan lawan jenis bahkan sejak dari bangku sekolah? Kenapa kok setelah mereka mengakhiri hubungan, mereka bisa dengan mudahnya memulai hubungan kembali dengan orang yang baru? Gimana prosesnya? Dan sesulit apa? Menurutku memutuskan untuk memulai suatu hubungan perlu dipikirkan dengan matang-matang, dan di usia yang matang pula. Setiap hubungan pasti ada dinamika tersendiri; naik-turunnya perasaan, masalah kecil yang muncul silih berganti, timbulnya perasaan 'si paling' dalam hubungan, kurangnya timbal balik, belajar mengerti satu sama lain, melati...

Couldn't Ask For a Better Person

Pertemuan pertama setelah pendakian Gunung Merbabu; Juni 2022 Kiranya sudah satu tahun hubungan ini mengalir dan berlalu bersama ribuan cerita baik yang berkesan hingga hari ini. Hubungan yang aku jalani bersama lelakiku yang baik hatinya dan bijak pikirannya.   Setelah bertemu kamu, narasi doa ku kepada Sang Pencipta menjadi berbeda. Bukan lagi aku yang secara rinci menyebutkan kriteria pasangan keinginanku satu persatu yang menuntut banyak hal di dalamnya. Doaku kali ini hanya satu; meminta untuk semakin diyakinkan tanpa ragu, bahwa aku akan memilih kamu menjadi pasangan hidupku, hingga akhir hayatku. -- Satu tahun yang cukup mudah dan juga lelah untuk kami yang baru pertama kali menjalani suatu hubungan. Memang tidak dipungkiri bahwa hubungan ini memiliki komunikasi yang baik. Aku bisa dengan santai bercerita apapun hingga membicarakan hal-hal yang membuat hatiku tidak nyaman karenanya, dan yang terpenting ia bisa mengatasi segala kekhawatiran yang ada di dalam pikiranku. Sering...